About Me :)

Foto saya
Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
enthusiastic planner idealist observer adabtable easy going perfectionist melancholic

Rabu, 30 Agustus 2017

how this DAMN SPARE TIME affects me

beberapa hari belakangan gue menyadari gue menjadi iqna yang super cranky dan a little annoying, maybe.
gue gampang banget kesel dan ngomel-ngomel which is ngga gue banget.
postingan kali ini sepertinya murni curhatan gue (hlh kaya yg lain nda saja). pertama, gue heran kenapa ada yang nyaman ngomong nyelekit-nyelekit. kaya suaranya ketahan jadi pas ngomong dengan nada tinggi, jadinya super ngga enak buat didengar. hope you know what i mean. kedua, apa susahnya meletakkan sesuatu pada tempatnya apa, guys, apa? ini bikin gue sangat murka. seurakan apapun i could become, at least untuk hal yg di-bold itu gue tidak pernah luput. gue aja bisa kesal kalau liat sound volume di laptop ngga genap 50% atau 100%, apalagi ngeliat tumpukan celana ditaro di tumpukan baju. grrr for god's sake. ketiga, menutup pintu. pintu apapun itu (iya, termasuk hati). apa susahnya menutup pintu rumah di saat mau ke halaman? apa susahnya menutup dan mengunci pintu lemari setelah selesai ngambil baju? apa susahnya nutup pintu kamar kalau mau tidur? APA? APA? keempat, minta pake kata tolong. hell, is this thing bloody hard to do? apapun yang ingin anda semua lakukan tapi tida bisa (wajar, karena manusia tida bisa melakukan semua hal sendirian) bukankah anda butuh bantuan orang lain? bukankah anda bisa meminta dengan menggunakan kata tolong? dan espescially buat orang seperti gue dan orang-orang lainnya yang sangat sangat susah untuk bilang tidak pas dimintain tolong, hal ini tuh bikin sedih. so please guys, apapun itu, "tolong" adala koentji! keenam, dan seterusnya btw gue lupa. kalau ngga salah tadi di kamar mandi gue list bisa sampe ada 9 apa 10 gitu. tapi yaa terkadang ide brilliant itu stay di tempat kita mendapatkannya. sekian.
semoga cranky gue segera berkurang. apalagi 2 hari lagi lebaran! uyeeaaaa. daging everywhere~~
Selamat Idul Adha, bagi yang merayakan!

Selasa, 22 Agustus 2017

aduhai rindu~

"bicara rindu~ bicara haru~"
i'm currently listening to Senar Senja's Dialog Hujan
it gets me thinking. kerinduan. rindu. banyak sekali makna di sana.
hal yang tidak pernah ada habis-habisnya kalau dibahas. apalagi olehku.
i consider myself as a super kangenan person.
aku bisa rindu siapa saja pada kapan saja. bahkan kadang kangen sama teman sekelas yang dalam setahun cuma ngobrol 2x. itupun buat nitip absen (ngga deng, becanda).
but it's true. banyak kok teman sekelasku yang kadang cuma bicara ya kalau ada perlunya saja (aku juga begitu). 2x dalam setahun itu an acceptable number, kok. dan iya, kadang aku bisa saja tiba-tiba rindu mereka. mungkin buatku rindu bukan perihal seberapa kuat atau intens interaksi dan hubungan yang terbangun. tapi? ya kangen aja gitu.
rindu selalu jadi bahasan yang seru, paling tidak menurutku. beberapa penyair atau penulis justru kadang sukses karena punya rindu, kan?
ada 2 quote soal rindu yang lumayan ngetop di kalangan generasiku.
nah, instead of Eka Kurniawan's "seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas", aku lebih mengamini Pidi Baiq's "rindu itu urusan pribadi. tidak bersangkut paut dengan dia bagaimana kepadamu".
menurutku tidak apa-apa kalau rindumu tidak berbalas, toh cintamu saja sudah sering bertepuk sebelah tangan, kan?
juga tidak apa-apa kalau kamu kangenan. itu tanda kamu masih manusia. yang tidak boleh itu rindumu kemudian membuatmu nelangsa dan uring-uringan.
menurutku rindu harusnya bisa jadi salah satu motivasi yang bisa memompa lagi semangatmu. bikin kamu meraih dan memperjuangkan apapun itu yang harus diselesaikan supaya bisa rindu lebih banyak lagi? tapi apalah aku yang berani bilang begini tapi kalau rindu juga masih suka nangis.

Jumat, 11 Agustus 2017

Kontemplasi: Batal tapi Jadi

hujan turun sangat deras di kotaku. hujan pertama sejak hampir seminggu sudah aku di sini. hujan selalu sukses memunculkan berbagai perasaan bagiku. hujan deras kali ini sesaat membuatku ingin berkontemplasi tapi sedetik kemudian kuurungkan karena terdengar cukup berat dan lumayan sok. aku tidak ingin membuat diriku terdengar seperti salah seorang teman lama yang lagaknya seperti paling tahu dunia.
aku selalu cinta hujan di kotaku. sebenarnya sejauh ini aku cinta hujan di kota manapun yang pernah kudatangi kecuali kota tempatku menuntut ilmu. bukan cuma hujan yang tidak kusuka di sana tapi hampir semua hal. hahaha. kalau kujelaskan mengenai kota "singgah"ku selama hampir 4 tahun itu, terlalu panjang rasanya.
aku punya banyak kenangan saat hujan dengan orang-orang yang kusayang pada situasi yang berbeda-beda. ada yang sendu dan tentu saja memicu rindu. karena aku suka hujan, tentu saja elemen yang paling kusuka di dunia ini adalah air. tapi aku masih tidak bisa berenang hingga saat ini karena takut dan tidak pernah fokus belajar supaya bisa.
beberapa hari ini, aku menghabiskan waktuku di rumah dengan membaca artikel di internet. artikel dari berbagai media online baik dengan tema lucu hingga politik. tetap saja artikel yang paling menarik bagiku kalau bukan sejarah, ya tentang isu kesetaraan.
sejak aku jadi mahasiswa, lalu belajar soal ideologi, filsafat, paham, dan berbagai hal menyangkut cara pandang dan pola pikir dalam menjalani hidup itu, aku tidak pernah tidak tertarik pada yang namanya kesetaraan.
dari kecil, aku memang hobinya bersosialisasi, kenal dengan orang-orang baru, make friends as many as i could. aku cukup percaya diri melabeli diriku 'people' person. pelajaran kesukaanku dari dulu saja biologi. hahaha. tapi hanya bagian yang membahas tentang manusia (apalagi sistem reproduksi). aku tidak suka hewan.
bicara soal kesetaraan, secara umum biasanya ini menyangkut hak asasi manusia dan gender. masalah yang akhir-akhir ini cukup dilirik apalagi bagian gendernya.
artikel-artikel yang kubaca soal kesetaraan itu pada umumnya punya goals persamaan antara laki-laki dan perempuan dalam segala hal; hak, kewajiban, peran, intinya kebebasan mereka memilih melakukan hal tanpa harus mengacu pada jenis kelamin. hal ini sampai detik ini, jujur saja masih membuatku bingung. karena menurutku pembahasan ini sangat mungkin akan jadi bias.
kenapa? here's what i thought.
gender role diciptakan sebagai sebuah aturan, yang artinya ada untuk mengikat. nah, di saat hal itu didobrak dan ingin diubah, tentu impact-nya akan menyebar pada segala hal. dalam konteks hidup di Indonesia, kita mengenal yang namanya hukum, agama, budaya, adat istiadat, kebiasaan, kelas, status, dan strata. setiap hal tersebut terbentuk turun temurun dan ikut membentuk manusia itu sendiri. saat belajar sosiologi dulu di SMA, aku ingat pernah ada debat soal budaya. dan kesimpulan yang didapatkan adalah manusia pada awal hidup di dunia membentuk kebiasaan kemudian budaya. namun dengan perkembangan manusia, budaya kemudian ikut membentuk manusia itu sendiri. jadi di sini ada hubungan saling membentuk dan mempengaruhi. nah, di saat hari ini isu kesetaraan mengarah pada sudah tidak sesuainya komponen-komponen yang membentuk masyarakat kita tadi, lalu kita akan berpegang pada apa?
...
(to be continued)