About Me :)

Foto saya
Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
enthusiastic planner idealist observer adabtable easy going perfectionist melancholic

Selasa, 05 September 2017

"jangan ini, jangan itu, kamu perempuan"

aku baru saja selesai minum secangkir kopi hitam yang tidak tahu jenisnya apa. katanya ditanam di Tanah Datar. sekarang sore hari dan belum adzan Maghrib. mungkin sekitar 10 menit lagi.
bundaku bilang aku salah karena kalau mau minum kopi harusnya sesudah makan karena nanti makan malamku jadi tidak bernafsu kalau sudah minum kopi duluan. aku bilang tidak masalah, di perutku letak kopi dan makanan berbeda tempat (tentu saja itu cuma bikinanku, tapi ya memang tidak masalah, kok. serius!).
saat sedang menyesap kopi tadi, aku bertanya pada ayah kopi yang kuminum ini jenisnya apa, aku cuma ingin tahu saja. lagian ayah bundaku harusnya tahu kan, aku memang ingin tahu soal banyak hal (hampir semua, malah). ayah bilang gunanya apa. aku bilang aku nanti ingin jadi coffee expert sambil tertawa kecil. tentu saja aku memang ingin, tapi itu bukan prioritas utama untuk dicapai di masa depan. ayahku bilang kalau mau jadi coffee expert harus rajin traveling jadi bisa nyicip berbagai jenisnya. ya aku jawab singkat saja kalau traveling kan juga salah satu keinginanku. aku tidak mau lanjut membahas ini, aku tahu arahnya akan ke mana. intinya aku cuma mau tahu kopi ini jenis apa, kalau ayah tidak tahu ya sudah tidak apa-apa.
nah kan, benar apa kataku! bundaku langsung menimpali dan bukannya singkat tapi bicara yang panjaaaaang sekali sampai aku (yang biasanya selalu menjawab segala hal yang tidak sesuai menurutku) hanya diam saja sampai beliau menyelesaikan semua wejangannya.
aku tidak mungkin cerita dengan detail isi semua omongan beliau soalnya cuma akan membuatku kesal lagi, padahal kesalku sudah hilang. don't get me wrong, ini bukan melawan pada orang tua, kok. aku hanya merasa lelah karena kali ini tidak menyampaikan apa yang kurasa benar padahal setiap kali diomeli biasanya aku selalu menjawab.
intinya, bundaku bilang begini; "jangan sok-sok penyuka pecinta kopi, kamu itu perempuan", "jangan bangga suka kopi, tidak akan ada yang memujimu, kamu perempuan", "menurutmu bagus apa perempuan penyuka kopi? tidak ada untungnya, tidak ada gunanya", "jangan suka hal-hal yang aneh-aneh, normal-normal sajalah hidup jadi perempuan". aku mulai kesal lagi.
ya pokoknya itu intinya dari nasihat yang hampir setengah jam, kalimat-kalimat itu adalah rangkuman yang kuingat dan cukup membuatku ingin diam saja dan tidak menjawab apapun, ya karena lelah tadi.
aku sudah hampir lupa mau komentar apa saja, karena seperti yang kubilang tadi, kesalku sudah mulai hilang.
pertama, aku bukan sok-sok penyuka kopi atau cinta kopi ya. aku bukan tipe orang yang latah suka ikut-ikutan. atau anak kemaren sore yang tiba-tiba hobi nongkrong di kedai kopi supaya keliatan edgy dan sociable. aku suka kopi dari kecil. dari masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak, seingatku. aku tidak suka teh kalau pakai gula. aku kalau minum teh tidak pernah pakai gula. kopi kesukaanku itu espresso. basically, aku tidak suka minuman yang manis-manis. jadi sejak pertama kali lidahku kenal kopi, aku sudah langsung jatuh cinta. ayah bundaku tahu itu kok. mereka bahkan tahu minuman favoritku dari kecil ya kopi. tapi kenapa kalimat itu keluar? ya sudahlah namanya orang tua sedang ngomel.
kedua, tentu saja aku bangga suka kopi, ya karena aku suka. sama seperti aku bangga suka Avril atau Paramore. sama seperti aku bangga suka nulis dan baca buku. sama seperti aku bangga suka mitologi Yunani. tentu saja kita bangga sama hal yang kita suka, itu kan manusiawi. aku suka hal apapun bukan supaya dipuji. aku suka ya karena aku suka. karena dengannya aku senang dan puas. peduli apa mau dipuji atau tidak. orang tuaku sangat tau itu. tapi kenapa kalimat yang keluar tadi begitu? ya sudahlah ya, namanya ngomel.
ketiga, ya menurutku bagus, karena aku kan suka. kalau aku tidak suka baru aku bilang tidak bagus. lagian coba saja googling pakai keyword "benarkah kopi bahaya untuk perempuan?" 10 hasil teratas paling cuma 2 yang bilang bahaya. sisanya adalah manfaat. bahkan di setiap artikel yang kubaca, jumlah kopi normal untuk diminum perempuan itu 1 sampai 3 gelas per hari. aku minum kopi saja tidak sesering itu, kok. paling 3x sebulan. kalau di Padang, mungkin 5 atau 6x. sebulan loh, bukan per hari. ada apa dengan bundaku malam ini? ya Tuhan aku bisa kesal lagi, nih.
keempat, apanya yang tidak normal sih dengan suka kopi? kenapa aku dibilang aneh? aku benar-benar tidak terima. lalu memangnya definisi perempuan normal itu yang seperti apa dan bagaimana sih? yang tidak suka kopi tapi sukanya latte atau green tea dengan banyak cream? yang keinginannya jadi lipstick atau foundation expert bukan coffee expert? aaa aku tidak terima sejujurnya, bagaimana ini :(
kelima, dari setiap kalimat itu, di akhirnya pasti selalu ada kata "kamu itu perempuan" seakan-akan segala hal yang kulakukan sangat salah dan hina karena aku melakukannya sebagai seorang perempuan. LAH? ini baru masalah kopi, loh. belum hal lainnya yang lebih complex. apa semua hal nanti akan ditambah "karena kamu itu perempuan" sebagai pembenaran dan penegasnya?
kejadian sebelum Maghrib tadi itu benar-benar membuatku kesal sekaligus sedih. aku tidak terima tapi aku sedang tidak punya kuasa untuk menjawab atau membantah. aku tahu tidak ada yang salah dengan yang kulakukan tadi. tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. rasanya seperti berurusan sama dosen saja. hfffff.