About Me :)

Foto saya
Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
enthusiastic planner idealist observer adabtable easy going perfectionist melancholic

Selasa, 19 Maret 2019

Been a While!

Kuala Lumpur cerah pagi ini. Mungkin saja di luar panas, tapi dari lantai 16 jendela kamarku, aku bisa merasakan hari yang baik dan menyenangkan untuk memulai aktivitas.
Aku tidak bisa bilang kalau Kuala Lumpur sangat indah sampai aku ingin bertahan lama, karena hatiku masih saja seringkali ingin dibawa pulang ke kampung halaman.
Aku masih belum menstruasi, which is mengganggu pikiranku karena bulan lalu di tanggal 14. Seminggu belakangan aku sudah menangis cukup sering, itu salah satu penyebabnya.

My hormones could fuck me up easily at this time of days.
Aku memang seperti itu, kalau PMS aku bisa nangis seharian, bahkan hanya karena hal-hal kecil dan sederhana mungkin, seperti Jonathan yang terlalu tampan di episode Queer Eye yang sedang kutonton, misalnnya.
Aku sedang bingung, ragu memutuskan untuk tidur lagi atau mau beres-beres saja untuk berangkat kerja.
Tapi aku juga sakit perut, tidak tahu karena alasan yang mana, yang jelas rasanya malas sekali.

Di samping semuanya, akhirnya aku malah memutuskan menulis di sini ngalor-ngidul.
Sudah lama sekali rasanya aku tidak membebaskan jari-jariku menulis seperti ini.
Tanpa konsep, tanpa rencana, tanpa aturan, hanya menulis saja karena malas dealing dengan sakit perut dan berbagai hal lainnya. hahaha.
Aku harus lebih rajin menulis, sih. Ini jelas-jelas sangat membantuku rileks dan lebih zen.
Sekarang aku selalu pakai kata zen supaya bisa lebih chill menjalani hidup yang cukup keras di bisnis yang dimiliki perusahaan yang mempekerjankanku di Kuala Lumpur ini.
Hidup memang penuh dengan banyak surprise.

Untukmu, sincerely.

Minggu, 3 Maret 2019

"sepertinya lucu adalah aku yang memandangi gambarmu dalam ragu"

Ternyata masih punya kemampuan untuk menulis kalimat-kalimat sendu. Aku kemudian memutuskan meletakkannya dulu di Twitter karena aku tahu akan segera lupa.

Kalimat itu hadir setelah melihat fotomu, memicuku sangat kuat mengomentarinya, tapi tidak kulakukan karena satu dan banyak alasan lainnya.

Salah satunya, karena aku masih merasa kamu belum benar-benar bilang apa yang kamu rasa waktu aku bertanya terakhir kali.
Aku masih belum sepenuhnya menerima bagaimana kita berakhir dengan tidak cukup baik-baik saja, tapi masih selalu mencoba.

Aku bukannya tidak merelakanmu. Hanya saja, bagaimana kita berawal terlalu jauh dari bagaimana saat ini berjalan.

Aku rasa kamu menganggapku sangat egois, kamu mungkin lelah denganku yang tidak semahirmu dalam menggunakan kata-kata untuk segala penjelasan.
Aku hanya ingin kamu tahu, aku masih dan akan selalu mendoakan segala kebaikan untukmu, insya Allah, apa pun yang terjadi.

Meskipun banyak kalimatku sudah kuberikan padamu di hari itu, kamu harus tahu masih ada begitu banyak wujudnya yang belum terjamah tangan dan matamu.

Semoga, akan ada hari di mana kita bisa duduk berdua, minum kopi, mendengarkan Sisir Tanah atau Fourtwnty, sambil bercerita tentang apa saja yang kita lewatkan kala berjauhan, setelah tak saling menyapa dan bertatap muka.

Sehat-sehatlah selalu, Da.