Ketika Rasa Dipertanyakan

Kita manusia.
dan manusia punya perasaan.


elo dan gue,
kita berdua sama-sama tau kalo kita ngga punya rasa.
kita berdua sama-sama sadar kalo rasa itu ngga ada.
kita tau itu,
tapi hanya berpura-pura tidak paham.
gue takut mengakui dan elo pun takut menyakiti.
Memilih diam.
elo hadir buat gue supaya lupain dia.
begitupun gue, gue ada supaya lo lupa sama dia.
kita ingin menghindari luka dan menguburnya rapat-rapat.


Sama-sama sadar.
kalo elo dan gue, bukan siapa-siapa !
pada dasarnya kita masing-masing ngga punya hak apa-apa untuk melakukan apapun.
elo mencoba menanamkan sosok gue dan gue mencoba mengukir nama lo,
tapi bagaimana jika semuanya sia-sia ? gagal ?
bagaimana jika rasa itu tetap untuk dia dan dia ?
atau . .


bagaimana jika elo tetap ngga berhenti menyimpan rasa itu buat dia sementara gue diam-diam mulai menyimpan rasa buat lo ?


atau . .
bagaimana jika dia kembali dan rasa gue buat dia kembali merekah sementara elo mulai punya rasa yang tumbuh buat gue ?


atau jika,


kita berdua berhasil, tidak ada lagi dia dan dia.
tapi saat kita mulai menyadari rasa,
kita sudah terlebih dahulu menyerah pada waktu.
elo sudah pergi jauh,
gue pun sudah keluar dari hidup lo.


tapi kita baru menyadari,
kalo elo dan gue,
saling mencintai .